Rabu, 11 April 2012

bab 2 tgs smpi end


BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Masalah Penyakit Hipertensi
2.1.1  Pengetian Hipertensi
Hipertensi biasanya merujuk kepada “tekanan darah tinggi“, merupakan keadaan perubahan di mana tekanan darah meningkat secara kronik. Sungguhpun ia biasanya dikenali sebagai arterial hipertensi, perkataan “hipertensi” tanpa (qualifier) biasanya merujuk kepada hipertensi arteri. Hipertensi telah dikaitkan dengan risiko lebih tinggi mengalami serangan sakit jantung atau angin ahmar. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka.
 Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.

2.1.2      Proses terjadinya penyakit hipertensi     
Hipertensi terbukti sering muncul tanpa gejala. Berarti gejala bukan merupakan tanda untuk diagnostik dini. Dokter harus aktif menemukan tanda awal hipertensi, sebelum timbul gejala dan hipertensi muncul tidak dapat dirasakan atau tanpa gejala dan terjadi kelainan pada jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah tubuh berupa arteriosklerosis kapiler. Hal ini, karena ada hubungan antara hipertensi, penyakit jantung koroner, dengan gagal ginjal khususnya gagal ginjal kronik. Munculnya hipertensi, tidak hanya disebabkan oleh tingginya tekanan darah. Akan tetapi, ternyata juga karena adanya faktor risiko lain seperti komplikasi penyakit dan kelainan pada organ target, yaitu jantung, otak, ginjal, dan pembuluh darah.
Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut. Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari.            

2.1.3    Klasifikasi Penyakit Hipertensi                                     
1.      Stadium 1
(Hipertensi ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
2.      Stadium 2
(Hipertensi sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
3.      Stadium 3
(Hipertensi berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
4.      Stadium4
(Hipertensi maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih.Anda harus mulai berhati-hati apabila tekanan darah sudah mulai melebihi angka-angka dalam batasan-batasan tersebut diatas. Segera berkonsultasi dengan dokter untuk menurunkannya
.                                               
2.2.4     Gejala Penyakit Hipertensi                                                                                 

Gejala-gejala penyakit hipertensi yaitu sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala sebagai berikut:  

        
1.      Sakit kepala
2.      Kelelahan
3.      Mual
4.      Muntah
5.      Sesak nafas
6.      Gelisah
7.      Pandangan menjadi

2.1.5     Faktor Penyebab Penyakit Hipertensi

Peyebab hipertensi yang sering kali menjadi penyebab di antaranya aterosklerosis (penebalan dinding arteri yang menyebabkan hilangnya elastisitas pembuluh darah), keturunan, bertambahnya jumlah darah yang dipompa ke jantung, penyakit ginjal, kelenjar adrenal, dan sistem saraf simpatis. Pada ibu hamil kelebihan berat badan, tekanan psikologis, stres, dan ketegangan bisa menyebabkan juga hipertensi. Penyakit Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis yaitu :

1.      Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh hipertensi).Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
2.      Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari adanya penyakit lain. Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar 5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 1-2%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu (misalnya pil KB). 
2.1.6    Status Gizi Penyakit Hipertensi
Faktor gizi yang sangat berhubungan dengan terjadinya hipertensi melalui beberapa mekanisme. Aterosklerosis merupakan penyebab utama terjadinya hipertensi yang berhubungan dengan diet seseorang, walaupun faktor usia juga berperan, karena pada usia lanjut (usila) pembuluh darah cenderung menjadi kaku dan elastisitasnya berkurang. Dalam mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi untuk menghindari dan membatasi makanan yang dpat meningkatkan kadar kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak mengalami stroke atau infark jantung.Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
  1. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru, minyak kelapa, gajih).
  2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit, craker, keripik dan makanan kering yang asin).
  3. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buahbuahan dalam kaleng, soft drink).
  4. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang).
  5. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam).
  6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
  7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian, tape. Zat gizi yang diperlukan pada penderita hipertensi adalah  karbohidrat, protein dan lemak yang disebut sebagai zat gizi makro serta vitamin dan mineral yang disebut dengan zat gizi mikro. Selain itu, untuk memperlancar proses metabolisme dalam tubuh diperlukan air dan serat. Tubuh manusia membutuhkan aneka ragam makanan untuk memenuhi semua zat gizi tersebut. Kekurangan atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.
2.2.7     Faktor Risiko Penyakit Hipertensi
             Faktor risiko hipertensi, beberapa di antaranya dapat dikendalikan atau dikontrol dan tidak dapat dikontrol diantaranya :
1.      Faktor risiko yang dapat dikendalikan atau dikontrol yaitu obesitas, kurang olahraga, merokok, menderita diabetes mellitus, menkonsumsi garam berlebih, minum alKohol, diet, minum kopi, pil KB , stress emosional dan sebagainya.
 2.      Faktor risiko yang tidak dapat dikendalikan atau tidak dapat dikontrol yaitu Umur, jenis kelamin, dan genetic. 
2.2    Distribusi Epidemiologi Penyakit Hipertensi
Distribusi epidemiologi penyakit hipertensi terdiri dari :
1.      Person (orang)
Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi dilihat dari segi orang :
a.       Umur Penyakit hipertensi pada kelompok umur paling dominant berumur (31-55tahun). Hal ini dikarenakan seiring bertambahnya usia, tekanan darah cenderung meningkat. Yang man penyakit hipertensi umumnya berkembang pada saat umur seseorang mencapau paruh baya yakni cenderung meningkat khususnya yang berusia lebih dari 40 tahun bahkan pada usia lebih dari 60 tahun keatas.
b.      Jenis kelamin Penyakit hipertensi cenderung lebih tinggi pada jenis kelamin perempuan dibandingkan dengan laki-laki. Hal ini dikarenakan pada perempuan meningkat seiring dengan bertambahnya usia yang mana pada perempuan  masa premenopause cenderung memiliki tekanan darah lebih tinggi daripada laki-laki penyebabnya sebelum menopause, wanita relatife terlindungi dari penyakit kardiovaskuler oleh hormone estrogen yang dimana kadar estrogen menurun setelah menopause.
c.       Status gizi     Keadaan Zat gizi seperti karbohidrat, protein dan lemak Kekurangan   atau kelebihan salah satu unsur zat gizi akan menyebabkan kelainan atau penyakit. Oleh karena itu, perlu diterapkan kebiasaan makanan yang  seimbang sejak usia dini dengan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu agar tercapai kondisi kesehatan yang prima.Dimana ini merupakan faktor penting sebagai zat pembangun atau protein ini penting untuk pertumbuhan dan mengganti sel-sel rusak yang didapatkan dari bahan makanan hewani atau tumbuh-tumbuhan (nabati).Sehingga ini  sebagai penunjang untuk membantu menyiapkan makanan khusus serta mengingatkan kepada penderita, makanan yang harus dihindari/dibatasi.
d.      Faktor psikokultural  Penyakit Hipertensi ada banyak hubungan antara psiko-kultural, tetapi belum dapat diambil kesimpulan.Namun pada dasarnya dapat berpengaruh apabaila terjadi stres, psikososial akut menaikkan tekanan darah secara tiba-tiba yang mana ini merupakan penyebab utama  terjadinya penyakit hipertensi dan merupakan masalah kesehatan yang layak untuk perlu diperhatikan . 
2. Place (tempat)
Tempat yang dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kasus hipertensi adalah merupakan wilayah yang berdominan dipesisir dari pada dipegunungan. Yang dimana penduduk yang berdomisil didaerah pesisir lebih rentan terhadap penyakit hipertensi karena tingkat mengkonsumsi garam lebih tinggi atau berlebihan dibanding daerah pegunungan yang kemungkinan lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-buahan.    
 3. Determinan
Determinan atau faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit Hipertensi adalah :
a.       Faktor herediter didapat pada keluarga yang umumnya hidup dalam lingkungan dan kebiasaan makan yang sama.
b.      Konsumsi garam : telah jelas ada hubungan, tetapi data pe-nelitian pada daerah-daerah dimana konsumsi garam tinggi tidak selalu mempunyai prevalensi tinggi
c.       Obesitas : telah diketahui adanya korelasi timbal balik antara obesitas dan hipertensi .
2.3    Program Departemen Kesehatan Dalam Penanggulangn Hipertensi
Program yang dilakukan oleh departeman kesehatan dalam  pengendalian penyakit hipertensi yang dikemukan juga belum memuaskan, bahkan di banyak negara pengendalian tekanan darah hanya 8% karena menyangkut banyak faktor baik dari penderita, tenaga kesehatan, obat-obatan maupun pelayanan kesehatan. Dr. Siti Fadilah Supari yang juga ahli jantung menyatakan, hipertensi sebenarnya merupakan penyakit yang dapat dicegah bila faktor risiko dapat dikendalikan. Upaya tersebut meliputi monitoring tekanan darah secara teratur, program hidup sehat tanpa asap rokok, Untuk peningkatan aktivitas fisik/gerak badan, diet yang sehat dengan kalori seimbang melalui konsumsi tinggi serat, rendah lemak dan rendah garam. Sedangkan Dr. Budi Setianto menganjurkan kontrol ke dokter, minum obat teratur, olah raga terukur dan teratur, timbang berat badan dan ukur lingkar perut, hati-hati makan dan minum, berhenti merokok dan menjaga kesehatan mental.                   
Hal ini merupakan kombinasi upaya mandiri oleh individu/masyarakat dan didukung oleh program pelayanan kesehatan yang ada dan harus dilakukan sedini mungkin. Pada tahun 2007, yang jatuh pada tanggal 17 Mei 2007 dengan tema ” Better Diet for Better Blood Pressure ”. Di Indonesia, peringatan Hari Hipertensi merupakan yang pertama dilakukan dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman merupakan kerja sama Depkes, Dinas Kesehatan di 8 propinsi, Yayasan Jantung Indonesia, RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita serta INA-SH ditandai dengan serangkaian kegiatan talkshow, pameran, pemeriksaan tekanan darah

2.4    Issue Mutakhir
Issue mutakhir tentang penyakit hipertensi :
1.      Departemen kesehatan bekerja sama dengan Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia bersosialisasi mendukung kampanye ”120/80” yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh Darah       Harapan Kita, Yayasan Jantung Indonesia, Indonesia Society of  Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia yang mana 1 dari setiap 7 kematian (7 juta pertahun) untuk itu diperlukan kesadaran masyarakat  dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman .(Irfan arief,2007)
2.      Dalam upaya mengatasi hipertensi WHO telah membuat pedoman (1978) yang kemudian direvisi pleb US Joint National Commitee (1984) . Dalam pedoman tersebut disebutkan bahwa HCT atau beta-blocker merupakan upaya tahap awal (tahap 1) mengatasi hipertensi.(Umi kadarwati,et al,2000)
3.      Untuk mencegah penderita datang berobat untuk pertama kalinya datang terlambat maka perlu ditingkatkan upaya penyuluhan agar dari case-finding maupun pendidikan kesehatan dan penatalaksanaan pengobatannya yang belum terjangkau masih sangat terbatas dimana sebagian besar penderita hipertensi tidak mempunyai keluhan agar sedini mungkin diberi pengobatan. (Kartari, 2000)4.   The National Heart, Lung, and Blood Institute”,  Program Deteksi   dan Follow-up Hipertensi (HDFP) yang mana dengan menggunakan obat antihipertensi dilakukan survey secara acak obat anti hipertensi yang diberikan terapi secara intensif dan cermat pada tekanan darah dengan tingkat yang lebih rendah dapat mengurangi mortalitas secara statistic pada penderita hipertensi ringan (E.Nugroho,et al 1999)
4.      Perlunya dilakukan pemberian informasi yang lebih intensif kepada penderita dimana menurut RS jantung Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan Jantung Indonesia, Novartis – Hari Hipertensi Sedunia, 2007 National Cardiovascular Center Harapan Kita yaitu menggunakan obat sesuai dengan anjuran, Obat mempunyai efek samping dan apabila anda mengalami harap berkonsultasi dengan dokter, selalu memonitor tekanan darah secara rutin (Irfan Arief,2007)   
                                                                   













BAB III
PENUTUP
3.1     Kesimpulan
  1. Penyakit Hipertensi merupakan suatu masalah kesehatan masyarakat yang mana dapat dihadapi baik itu dibeberapa negara yang ada didunia maupun di Indonesia.
  2. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan hipertensi itu adalah dari kebiasaan atau gaya hidup masyarakat yaitu faktor herediter yang didapat pada keluarga, faktor usia, jenis kelamin, konsumsi garam yang berlebihan, kurang berolahraga, dan obesitas.
  3. Pelaksanaan program penanggulangan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan yang bekerjasama mendukung kampanye “120/180” yang dilakukan RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Yayasan Jantung Indonesia, Indonesia Society of Hypertension (INA-SH) dan Novartis Indonesia dengan tema Jagalah Tekanan Darah Anda pada Batas yang Aman.
















DAFTAR PUSTAKA

·         M.N. Bustan. 2007. Epidemiologi penyakit tidak menular. Jakarta :Rineka Cipta
·         Noor, Nur Nasry. 2008. Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta
·         Amalia, Husnul. 2007. http:/ /Amalia .com/2007/12/08/hipertensi-dan-faktor-risikonya-dalam-kajian-epidemiologi. Diakses Tanggal 5 April 2012

Bab 1 tgs


BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar belakang
Faktor risiko adalah karakteristik, tanda atau kumpulan gejala pada penyakit yang diderita induvidu yang mana secara statistic  berhubungan dengan peningkatan kejadian kasus baru berikutnya (Simbrong Dw). Dari factor resiko inilah yang kemudian dijadikan dasar penentuan tindakan pencegahan dan penanggulangan. pembicaraan lanjut mengenai faktor mencakuop berbgai aspek diantaranya: keberadaan faktor risiko, arah, sifat, reversibilitas, preventibilitas, interventebilit dan efeknya.  Dalam penindentifikasiannya, faktor risiko diketahui dalam terjadinya penyakit dapat berguna dalam hal-hal berikut: Prediksi, penyebab, diagnosis, dan prevensi (Fletcher)
Pada beberapa penyakit sepeti Hipertensi, modifikasi gaya hidup sangat penting dalam mencegah tekanan darah tinggi dan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam mengobati tekanan darah tinggi. Merokok adalah faktor risiko utama untuk mobilitas dan mortalitas  Kardiovaskuler. Di Indonesia banyaknya penderita Hipertensi diperkirakan 15 juta orang tetapi hanya 4% yang merupakan hipertensi terkontrol. Prevalensi 6-15% pada orang dewasa, 50% diantaranya tidak menyadari sebagai penderita hipertensi sehingga mereka  cenderung untuk menjadi hipertensi berat karena tidak menghindari dan tidak mengetahui factor risikonya, dan 90% merupakan hipertensi esensial.Saat ini penyakit degeneratif dan kardiovaskuler sudah merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
Penyakit hipertensi merupakan peningkatan tekanan darah yang memberi gejala yang berlanjut untuk suatu target organ, seperti strok untuk otak, penyakit jantung koroner untuk pembuluh darah jantung dan untuk otot jantung. Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan mesyarakat yang ada di Indonesia maupun di beberapa negara yang ada di dunia. Diperkirakan sekitar 80 % kenaikan kasus hipertensi terutama di negara berkembang tahun 2025 dari sejumlah 639 juta kasus di tahun 2000, di perkirakan menjadi 1,15 milyar kasus di tahun 2025. Prediksi ini didasarkan pada angka penderita hipertensi saat ini dan pertambahan penduduk saat ini. Oleh karena itu, negara-negara berkembang seperti Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan tindakan  mendidik untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan.
Tujuan program penanggulangan penyakit kardiovaskuler adalah mencegah peningkatan jumlah penderita risiko penyakit kardiovaskuler dalam masyarakat dengan menghindari faktor penyebab seperti hipertensi, diabetes, hiperlipidemia, merokok, stres dan lain-lain
1.2  Rumusan masalah
Sehubungan dengan adanya latar belakang tersebut di atas maka rumusan masalah yang akan di bahas sebagai berikut :
1.      Bagaimana perjalanan alamiah penyakit Hipertensi ?.
2.      Bagaimana distribusi epidemiologi penyakit Hipertensi berdasarkan waktu, tempat dan orang?.
3.      Bagaimana program Departemen Kesehatan dalam penanggulangan penyakit Hipertensi 
4.      Bagaimana issue mutakhir mengenai penyakit Hipertensi?
 1.3   Tujuan pengamatan
Untuk menjawab rumusan masalah diatas, maka tujuan dari pengamatan ini adalah :
1.      Untuk memperoleh informasi mengenai penyakit Hipertensi
2.      Untuk mengetahui perjalanan alamiah penyakit Hipertensi     
3.      Untuk mengetahui distibusi epidemilologi penyakit Hipertensi      berdasarkan waktu, tempat dan orang
4.      Untuk mengetahui Program dari Departemen Kesehatan dalam penaggulangan dan pemberantasan penyakit Hipertensi
Untuk mengetahui issue mutakhir mengenai penyakit Hipertensi